Wednesday, April 30, 2014

Sebuah kebebasan

Kebebasan adalah kemampuan untuk berbuat sesuai apa yang diinginkan. Dan  acapkali di persepsikan sebagai kondisi dimana orang dihalalkan berbuat sesuka hatinya. akan tetapi, sebagian orang yang menganut paham kebebasan terkadang "salah" mengartikan apa yang dimaksud dengan bebas itu.

Gw adalah salah satu dari jutaan umat manusia yang menganut paham kebebasan. Gw adalah tipikal orang yang memang pada dasarnya suka dengan hal yang bebas. Tapi jangan ber-suuzon dulu guys. Mungkin paham yang gw anut itu berbeda dengan paham yang dimiliki oleh orang lain.
Baik. Dari definisi diatas mungkin sudah jelas apa yang dimaksud dengan  kebebasan. Namun dari pandangan gw. Kebebasan adalah suatu kondisi dimana gw mau melakukan suatu hal tanpa ada yang dirugikan. Loh berarti tidak bebas toh kalau masih ada hal yang “terlarang”?? iya, iya terlarang dalam arti dibatas norma-norma dan tidak melanggar hukum yang berlaku.

Kita sering mendengar kebebasan dalam mengeluarkan pendapat, kebebasan memilih (pemilu) atau kebebasan dalam beragama. Dan itu benar sekali bila dikaitkan dengan HAM (hak asasi manusia) namun dalam hal ini gw ingin menyerukan kebebasan apa yang gw miliki dan gw inginkan.

Hal yang paling penting adalah dalam membuat keputusan. gw sangat menginginkan suatu kondisi dimana gw bisa memilih apa yang gw suka. Hanya saja selama gw masih bergantung sama orang tua gw musti menurut meskipun berat hati. namun bukan berarti bebas tanpa mendengarkan pihak lain memberi ide, justru masukan dan saran itu sangat dibutuhkan sebagai bahan pertimbangan hanya saja bukan masukan yang bersifat mutlak (wajib dikerjakan). Contohnya gw dulu sempat ingin melanjutkan sekolah STM, tapi tidak mendapatkan izin bahkan disuruh masuk pesantren (ogah gw). Juga Ingin SMA diluar yang memiliki “sarana dan prasarana” yang baik malah dijebloskan ke SMA yang sebenarnya sangat minim prestasi. Gw yakin gw bakal berkembang lebih baik jika saja dulu gw sekolah di tempat yang gw inginkan. Bahkan kampus gw ini juga bukan yang gue inginkan apalagi jurusan pendidikan ****** ****** . dulu  gw mau nya di bidang seni hanya saja yang bagus itu diluar riau dan pastinya susah menyakinkan keluarga. (mungkin ini juga faktor kenapa gw belum kelar kuliah ahahaha). Tapi meskipun begitu gw tetap bersyukur dipertemukan dengan teman-teman yang hebat yang banyak bermasalah.

Gw senang dengan sesuatu hal yang baru. Artinya gw bebas donk dengan apa yang ingin gw lakukan. Toh gw mau tampil seperti apa juga ga ada yang rugi. Kecuali kalau gw di kampung halaman, harus sopan dan rapi. gw wajib menjaga nama baik keluarga dalam hal penampilan. “aneh” sedikit aja udah menjadi omongan orang. Beda hal nya dengan disini, saat jauh dari keluarga, gw bisa berekpresi bebas dengan kostum apa dan penampilan apa yang gw inginkan selama tidak norak bin alaaaaaaay. Misalnya mau rambut gondrong, kaos atau kemeja, pakai sepatu kek atau sendal jepit kek. Tapi yang harus diketahui adalah kita tau dimana kita berada dan penampilan apa yang seharusnya, masak kemesjid pakai celana bolong-bolong, atau jalan-jalan sore cuma pakai kolor dan singlet. Itu namaya idiot bin autis tingkat bapaknya dewa.

Bebas berteman juga hal yang gw inginkan, misalnya aja dia tidak sekolah, bahkan sering nongkrong tak jelas tetap gw sanjung, bahkan banyak hal yang gw pelajari dari mereka, salah satunya adalah gw merasa mereka gak seberuntung gw. gw bisa sekolah dan tentu saja memotivasi gw untuk belajar lebih giat. Dan terkadang keluarga yang mengkritik bahkan melarang gw berteman sama mereka tidak tahu apa yang membuat gw berteman sama mereka. Hanya saja kita tau batasan seperti yang seharusnya.

Ada hal dimana gw senang hidup sendiri, (iyalah sekarang gw kan anak kos) gw bisa belajar apa arti kehidupan sebenarnya. Meskipun gw sering di tanyain kapan wisuda, bukan nya gw gak mau wisuda, tapi gw sedang dalam proses itu. Gw gak mau jadi wisudawan mengandalkan gelar. Tapi ada yang gw bawa dalam genggaman gw dan itu SKS nya tidak ada di sekolah atau kampus. Dan pastinya dengan sebuah kebebasan tadi. Mungkin apa yang gw pikirkan berbanding terbalik dengan apa yang orang tua gw pikirkan. Tapi tujuannya sama. Agar gw menjadi lebih baik kehidupan gw dimasa depan. Gw bukan menyalahkan orang-orang yang melarang atau “membatasi” ruang gerak dalam hidup gw. Hanya saja pengertian dan dukungan yang lebih penting. Percaya atau tidak setiap harinya kita menjadi lebih dewasa. Meskipun saat muda kita “bebas” dan terkesan anak “labil” akan tetapi setiap harinya kita ditempa menjadi dewasa melalui proses arti kebebasan. 

Buktinya, banyak anak sekolah yang awalnya di “diagnosa” bandel tingkat dewa dikemudian hari menjadi ORANG. Dan banyak anak baik-baik ketika di hadapkan dengan lingkungan kuliah atau dunia nyata, mereka akan terkaget dan menjadi liar bahkan sangat diluar ekspektasi. Banyak juga mahasiswa pejuang kebenaran (demo koruptor) setelah menjadi wakil rakyat malah dia yang berulah (meskipun banyak juga yang dasar orangnya meleset saat tua makin meleset) 

Yang paling penting  adalah kita BEBAS untuk MENOLAK hal-hal yang merugikan masa depan kita. Mari menolak narkoba, seks bebas, dan yang berbau kriminalitas. Kebebasan bukan hanya untuk menerima tapi juga untuk menolak dengan tegas hal yang tidak benar.

Gunakan kebebasan masa remaja untuk menjadi pribadi kreatif, pribadi yang kaya dengan berbagai pengalaman indah. Gunakan kesempatan yang ada mempelajari kehidupan singkat ini. “Biarlah menjadi burung gagak yang terbang bebas daripada merpati di dalam sangkar” (film crow zero)


bebaskan diri dari  "sangkar" dan "rantai" yang membelenggu

No comments:

Post a Comment