Kebebasan adalah kemampuan untuk
berbuat sesuai apa yang diinginkan. Dan
acapkali di persepsikan sebagai kondisi dimana orang dihalalkan berbuat
sesuka hatinya. akan tetapi, sebagian orang yang menganut paham kebebasan terkadang "salah"
mengartikan apa yang dimaksud dengan bebas itu.
Gw adalah salah satu dari jutaan
umat manusia yang menganut paham kebebasan. Gw adalah tipikal orang yang memang
pada dasarnya suka dengan hal yang bebas. Tapi jangan ber-suuzon dulu guys.
Mungkin paham yang gw anut itu berbeda dengan paham yang dimiliki oleh orang
lain.
Baik. Dari definisi diatas
mungkin sudah jelas apa yang dimaksud dengan
kebebasan. Namun dari pandangan gw. Kebebasan adalah suatu kondisi
dimana gw mau melakukan suatu hal tanpa ada yang dirugikan. Loh berarti tidak
bebas toh kalau masih ada hal yang “terlarang”?? iya, iya terlarang dalam arti
dibatas norma-norma dan tidak melanggar hukum yang berlaku.
Kita sering mendengar kebebasan
dalam mengeluarkan pendapat, kebebasan memilih (pemilu) atau kebebasan dalam
beragama. Dan itu benar sekali bila dikaitkan dengan HAM (hak asasi manusia)
namun dalam hal ini gw ingin menyerukan kebebasan apa yang gw miliki dan gw
inginkan.
Hal yang paling penting adalah
dalam membuat keputusan. gw sangat menginginkan suatu kondisi dimana gw bisa
memilih apa yang gw suka. Hanya saja selama gw masih bergantung sama orang tua
gw musti menurut meskipun berat hati. namun bukan berarti bebas tanpa
mendengarkan pihak lain memberi ide, justru masukan dan saran itu sangat
dibutuhkan sebagai bahan pertimbangan hanya saja bukan masukan yang bersifat
mutlak (wajib dikerjakan). Contohnya gw dulu sempat ingin melanjutkan sekolah
STM, tapi tidak mendapatkan izin bahkan disuruh masuk pesantren (ogah gw). Juga
Ingin SMA diluar yang memiliki “sarana dan prasarana” yang baik malah
dijebloskan ke SMA yang sebenarnya sangat minim prestasi. Gw yakin gw bakal
berkembang lebih baik jika saja dulu gw sekolah di tempat yang gw inginkan.
Bahkan kampus gw ini juga bukan yang gue inginkan apalagi jurusan pendidikan
****** ****** . dulu gw mau nya di
bidang seni hanya saja yang bagus itu diluar riau dan pastinya susah
menyakinkan keluarga. (mungkin ini juga faktor kenapa gw belum kelar kuliah
ahahaha). Tapi meskipun begitu gw tetap bersyukur dipertemukan dengan
teman-teman yang hebat yang banyak bermasalah.
Gw senang dengan sesuatu hal yang
baru. Artinya gw bebas donk dengan apa yang ingin gw lakukan. Toh gw mau tampil
seperti apa juga ga ada yang rugi. Kecuali kalau gw di kampung halaman, harus
sopan dan rapi. gw wajib menjaga nama baik keluarga dalam hal penampilan.
“aneh” sedikit aja udah menjadi omongan orang. Beda hal nya dengan disini, saat
jauh dari keluarga, gw bisa berekpresi bebas dengan kostum apa dan penampilan
apa yang gw inginkan selama tidak norak bin alaaaaaaay. Misalnya mau rambut
gondrong, kaos atau kemeja, pakai sepatu kek atau sendal jepit kek. Tapi yang
harus diketahui adalah kita tau dimana
kita berada dan penampilan apa yang seharusnya,
masak kemesjid pakai celana bolong-bolong, atau jalan-jalan sore cuma pakai
kolor dan singlet. Itu namaya idiot bin autis tingkat bapaknya dewa.
Bebas berteman juga hal yang gw
inginkan, misalnya aja dia tidak sekolah, bahkan sering nongkrong tak jelas
tetap gw sanjung, bahkan banyak hal yang gw pelajari dari mereka, salah satunya
adalah gw merasa mereka gak seberuntung gw. gw bisa sekolah dan tentu saja
memotivasi gw untuk belajar lebih giat. Dan terkadang keluarga yang mengkritik
bahkan melarang gw berteman sama mereka tidak tahu apa yang membuat gw berteman
sama mereka. Hanya saja kita tau batasan
seperti yang seharusnya.
Ada hal dimana gw senang hidup
sendiri, (iyalah sekarang gw kan anak kos) gw bisa belajar apa arti kehidupan
sebenarnya. Meskipun gw sering di tanyain kapan wisuda, bukan nya gw gak mau
wisuda, tapi gw sedang dalam proses itu. Gw gak mau jadi wisudawan mengandalkan
gelar. Tapi ada yang gw bawa dalam genggaman gw dan itu SKS nya tidak ada di
sekolah atau kampus. Dan pastinya dengan sebuah kebebasan tadi. Mungkin apa
yang gw pikirkan berbanding terbalik dengan apa yang orang tua gw pikirkan.
Tapi tujuannya sama. Agar gw menjadi lebih baik kehidupan gw dimasa depan. Gw
bukan menyalahkan orang-orang yang melarang atau “membatasi” ruang gerak dalam
hidup gw. Hanya saja pengertian dan dukungan yang lebih penting. Percaya atau
tidak setiap harinya kita menjadi lebih dewasa. Meskipun saat muda kita “bebas”
dan terkesan anak “labil” akan tetapi setiap harinya kita ditempa menjadi
dewasa melalui proses arti kebebasan.
Buktinya, banyak anak sekolah
yang awalnya di “diagnosa” bandel tingkat dewa dikemudian hari menjadi ORANG.
Dan banyak anak baik-baik ketika di hadapkan dengan lingkungan kuliah atau
dunia nyata, mereka akan terkaget dan menjadi liar bahkan sangat diluar
ekspektasi. Banyak juga mahasiswa pejuang kebenaran (demo koruptor) setelah
menjadi wakil rakyat malah dia yang berulah (meskipun banyak juga yang dasar
orangnya meleset saat tua makin meleset)
Yang paling penting adalah kita BEBAS untuk MENOLAK
hal-hal yang merugikan masa depan kita. Mari menolak narkoba, seks bebas, dan
yang berbau kriminalitas. Kebebasan bukan hanya untuk menerima tapi juga untuk
menolak dengan tegas hal yang tidak benar.
Gunakan kebebasan masa remaja
untuk menjadi pribadi kreatif, pribadi yang kaya dengan berbagai pengalaman
indah. Gunakan kesempatan yang ada mempelajari kehidupan singkat ini. “Biarlah menjadi burung gagak yang terbang
bebas daripada merpati di dalam sangkar” (film crow zero)
bebaskan diri dari "sangkar" dan "rantai" yang membelenggu |
No comments:
Post a Comment