(Jangan) Biarkan Ia Seperti Air Yang Mengalir !

Let its flow like water. ....gue teringat kata-kata tersebut dan sontak secepat petir gue hidupin laptop, masukin pasword (yaiyalah laptop gue kan pake hansip gratisan haha), dan ga sabar nunggu loading loading ms. Word, takut nya ntar ide nulis udah melanglang buana, lalu kemudian bergegaslah  jemari gue berdansa diatas keyboard, menekan huruf demi huruf dengan menggunakan 2 buah jari tengah milik pribadi gue sendiri, ciaaahhhhh, mukadimah yang cukup mempesona buat memulai tulisan gak jelas dimalam ini.

Sejujurnya kalimat let it flow like waterboom ehhh boom nya gak ada ya, Bukan kalimat yang gue ciptakan sendiri, tapi sayang nya gue gak tau siapa pencetus pertama istilah seperti itu, so just skip that thing!! Kita lanjut dulu apa yang ingin gue uttaran kan opsss sorii itu mah judul sinetron india, maksudnya yang ingin gue utara-kan, barat-an, selata-nan, dan timur-an, hahh, apaa sihh.. !!

Gini loh, judul yang gue bikin itu biarkan seperti air yang mengalir. Jadi gue perluas maksudnya, kira kira begini, apapun yang terjadi ya sudah, atau gak perlu njelimet kali hidup, biasa aja toh ujungnya sama, seperti air yang mengalir tanpa hambatan dan seperti apapun karang batu lumpur ya tetap aja air mengalir ke arah yang lebih rendah, yahh, kecuali pas elo muntah air, dari perut naik keatas dan bruurrrrrr.. beda konsep itu haha.

Filosofi seperti air (oh iya gue baru nemu kata yang agak pas, filosofi keren kan hehe?) itu sama halnya dengan yang namanya pasrah, kepasrahan jiwa , memasrahkan diri, dan terpasrahkan oleh waktu, ( acieeee bisa juga nih bikin lagu terpasrahkan oleh waktu haha). Artinya begini, mari kita coba kedalam sebuah kalimat singkat. Bentar yaaa, gue mikir nih bikin kalimatnya, aduhh sesak boker jadinya kelamaan mikir, hahahaha. Okee lanjut dibawah dulu ya.

“Udah lah genk, ngpain belajar juga, toh ntar UN kita lulus juga, biarkan seperti air yang mengalir, tenang santai ujungnya lulus juga”.  Ehh pas gak nih contoh kalimatnya ??

“Ehh, gak usah ribet lah mikirin gono gini, hidup itu santai kayak air mengalir ajalah, toh kita juga ujungnya mati, udah udah mau apalagi sih, hidup itu ya biarin aja kayak gini”.

Stop !! tunggu dulu, elo semua pada baca kalimat itu dengan ekpresi yang sama gak dengan gue?? Ntr beda kan gak nyampe tuh poinnya. Nih gue kasi tau, itu ngomong dengan temponya agak  pelan, rileks, ritme nya teratur dan dengan memasang muka gak berdosa, nah itu baru bener bacanya. Nahh Kalo begini gue nulisnya :

“EHH, GAK USAH RIBET LAH MIKIRIN GONO GINI, HIDUP ITU SANTAI KAYAK AIR MENGALIR AJALAH, TOH KITA JUGA UJUNGNYA MATI, UDAH UDAH MAU APALAGI SIH, HIDUP ITU YA BIARIN AJA KAYAK GINI” 

Nah elo cocok pasang tampang sangar, muka merah, mata mendelik, napas gak teratur, degup jantung kencang dan air liur muncrat kemana-mana !!! aisshhh,, udah ah, skip-skip !!

Kita kembali ke topik semula, yaa kepasrahan akan hidup. Rasanya gue harus percaya bahwa pasrah akan hidup artinya tidak ada tujuan. Hidup kita di dunia cuma sekali bro!! Pastikan tujuan hidup itu apa. Jangan mau seperti air yang mengalir, terombang ambing gak jelas, kadang kekiri kadang kekanan kadang diem, yahh syukur- mengalir sambil bawa potongan kuning  sepanjang mentimun yang ada cebisan cabenya, ahhh jorok nihh hahaha.

Gue sih sekedar menyuarakan isi kepala gue, bahwa dalam hidup ini kita kudu punya yang namanya prinsip yang kuat (prinsip yang bener ya) dan tidak kenal yang namanya menyerah apalagi pasrah. Kita harus tegas, kuat, berkarakter dan punya tujuan hidup yang benar-benar terpatri dalam jiwa dan raga.  Berusahalah dengan cara cara patriotik, berdoalah dengan penuh harap, lalu berjuanglah dengan hati yang bersih.

Jadi singkirkanlah pikiran elo yang ingin mengalir seperti air, mengerjakan dengan biasa saja, berbuat biasa aja, dan berpikir biasa aja. Pastikan kita berbuat hal yang luar biasa, menciptakan hal yang sangat luar biasa dan membangun semua hal hal-hal yang  luar biasa  dan kalo perlu sekalian noh sana kalian masuk ke sekolah luar biasa  deh,, ahahaha.

Well, seiring capeknya kedua jari gue menari diatas tombol-tombol laptop ini, gue (lebih) mengajak diri gue pribadi dan yang membaca untuk lebih memperhatikan setiap detik waktu yang sedang kita habiskan sedikit demi sedikit untuk lebih memperkuat dan memperjelas tujuan hidup ini, bermimpilah yang besar, usahakan lah untuk meraihnya, nikmati setiap tikungan terjal yang menghadang,  karena “hidup yang indah tak seperti air yang tenang”.

#ehh yang terakhir itu kata kata gue tuhh,, ahahahaa...