Wednesday, March 5, 2014

Gue dan cinta kala SD

Gue mulai suka dengan lawan jenis ketika SD kelas 3, tidak tahu itu mengapa bisa terjadi, karena semuanya mengalir begitu saja. Maklum, ketika masih anak SD, kita sering di ejek, atau di olok-olok, seperti “cieeee, huda suka tukiyem” atau langsung jadi “trendsetter” kelas pas lagi duduk yang kebetulan didekat “huda pacaran sama panji yaa” (homo kali, hahahaha). Tapi yang masih jelas di ingatan gue saat ini adalah tulisan yang dibuat oleh teman kelas di papan tulis, waktu itu pakai kapur tulis berwarna, huda cinta dea” atau “huda- siti, trus di lingkar dengan emoticon Love.. huaahhh capek deh !!!

Dan gue juga nggak tau kenapa mulai dari inilah kayaknya gue ditarik dengan sebuah aura yang begitu memukau dimata gue. Iya, senang melihat “penampakan” teman SD gue, well, namanya S*** R**** S***. Dia dari kampung sebelah, dan kalo gue nggak sekolah di SD 073 (sekarang SD 16) mungkin ceritanya akan berbeda. Seperti yang gue bilang sebelumnya, berawal dari ejek-mengejek antara satu sama lain, maka timbul semacam daya tarikan yang mengundang hati untuk terpaut, eeeehaaaaa...

Masih terbayang di benak gue, kalau gue sedang ngobrol sama cewek pasti langsung di ejek, atau paling nggak dilihatin sama orang sambil senyum-senyum yang nggak jelas apa maksudnya. Ada tiga teman cewek kelas gue (kebetulan gue ketua kelas) yang kalau gue dekat pasti di ejek, I***, D**, dan S***,  trio cewek cantik dikelas gue, tapi gue demen nya Cuma sama sari, eeehaaaaa, hihihi. Tapi gue jarang duduk sambil cerita-cerita sama sari, gue malu, dan sepertinya dia juga, soalnya setiap kali dekat, pasti diejek dan heboh satu kelas.

Suatu hari, entah ide datangnya dari mana gue juga nggak tau, dan “mungkin” memang alami atas dasar instingnya anak manusia. Gue nulis surat ke dia, yang isinya “apakabar, gmana PR matematika? Dll. Gue remukkan tu kertas, dan sepulang sekolah gue kasih ke dia, dan besoknya dia balas surat gue dengan cara yang sama tanpa diketahui teman gue, hanya saja teman dia senyum-senyum melihat kami, dan gue yakin pasti dia cerita ke temannya. Memang habitat cewek suka cerita !!! dan hari selanjutnya gue nulis surat lagi untuk dia, dan isinya lebih ekstrem.

“Bandung dulu baru jakarta

Senyum dulu baru dibaca”

isinya ngalor ngidul tapi jelas, yang intinya gue suka sama dia
penutup, gue tulis pantun lagi

pecah kaca pecah gelas

Lepas baca harap dibalas”

Sumpah, gue juga nggak tau kenapa bisa nulis yang kayak begituan, ide dari siapa juga nggak tau. Rasanya itu pantun paling ngetrend pada jamannya. Dan ketika dia balas isinya sebenarnya lirik lagu malaysia, “niat hati tak nak berpisah”  by arrow. Dan karena gue pada waktu itu nggak itu lagu seperti apa, gue tanyain teman gue memang sih awalnya diajari cara nyanyinya, entah setan oon dari mana gue bilang ini dari S***, sontak teman gue ketawa terpingkal-pingkal dan semuanya heboh dari mulut ke mulut. Kalau gue pacaran sama S***, gue mah biasa aja, soalnya udah biasa di ejek. Yang kasian adalah dia, karena hari itu hari yang mungkin memalukan bagi dia, hehe

Seminggu setelah kejadian itu, dan kondisi sudah mulai mereda dari hiruk-pikuk ejekan teman, pada malam hari, gue mulai menulis lagi sebuah surat untuknya yang lebih dan sangat ekstrem buat gue pada waktu itu

“kaulah bintangku”

“kaulah bulanku”

“kaulah matahariku”

Dan gue lupa apa lagi kelanjutannya, tapi besoknya pas di cari surat yang akan gue berikan ternyata nggak ada, hilang entah kemana. Gue nggak punya firasat buruk untuk itu, dan setelah gue pulang sekolah, gue buat lagi surat yang baru, yang isinya masih sama Cuma agak berbeda( mana bisa nulis surat yang sama persis isinya). Dan sorenya, buku yang gue tulis surat didalamnya juga raib, aneh kan??, jadi gue nanya ke abang gue, “bang buku adek kok tak hilang, ada liat ga, mungkin lupa taruh dimana”, yang gue kesal, malu, dan tak berkutik adalah ketika abang gue bilang, “oo, yang ada surat cinta tu ya?” “haaaahh” sontak aja gue kaget setengah mati, malu gue, dan ceritanya gini, abang gue curiga dengan aktiivitas gue, dan dia yang nyembunyiin surat pertama dan surat kedua yang gue tulis ulang. Gue nggak nyangka ternyata abang gue sendiri,dan dia juga udah setengah “ember” cerita ke kakak dan juga ibu. Memang ketibaan sial, sungguh menyesakkan ketika ibu mulai menasehati, kakak juga, dan abang gue yang senyum-senyum manyun penuh kemenangan, kampreeeeeeeeeeettt..  !!!!!!, 

sejak hari itu gue kapok nulis surat dirumah gue, alhasil, gue bikin “rumah sendiri” di atas pohon rambutan depan rumah gue (sekarang udah nggak ada) jadi gue kumpulin kepingan papan kayu, gue susun diantara cabang-cabang pohon, dan jadilah rumah pohon alakadarnya yang Cuma muat ukuran 2 orang, dengan bobot anak kecil kayak gue, kalo ayah yang naik pasti patah, hehehe. Dan disitulah segala inspirasi gue datang, ngerjain PR, bikin surat lagi, tapi sayangnya surat-surat yang gue bikin nggak pernah gue kirim lagi, nggak tau kenapa alasannya waktu itu, entah karena malu, atau trauma, tapi yang jelas gue menyadari kalau wanita punya daya tariknya sendiri,

Anyway, karena rumah gue depan sekolah SD hanya 100 meter, dan rumah dia jauh, keluar dari gerbang sekolah kami beda arah, gue ke kiri, dia kekanan, jadi gue nggak pernah lagi punya waktu buat jalan bareng(waktu itu rata-rata jalan kaki), jadi kebersamaan dengan dia hanya di dalam kelas dan itupun sudah jaga jarak biar nggak di ejek. Jadi mungkin “cinta SD” pun udah mulai luntur. Makanya nggak ada kelanjutannya antara kami berdua. Tamat SD kami melanjutkan ke sekolah yang sama, MTsn Sungai Cina. Tapi beda kelas, dan sekolah baru dengan orang baru tentu ada yang baru, ternyata dunia ini luas, dan masih banyak yang “cantik diluar sana”. Cerita tentang Sekolah baru akan gue lanjutin di lain judul.
 

Hmm. Kalau nggak salah sekarang dia udah tunangan, jadi mudah-mudahan aja dia dapat yang terbaik, dan gue dapat yang lebih baik, ahahaha, sayangnya foto selfie gue sama dia waktu SD nggak tau dimana, kalo ada udah gue attach disini,, byee !!

1 comment: